Nikmat Hijrah Islam
14 Mei 2015
Malam
itu terjadi pada tanggal 14 Mei 2015 kisah ini. Aku sedang duduk sendiri di lingkaran tempat duduk pelanggan toko Lawson
Jakarta Selatan sambil browsing internet memanfaatkan wifi gratisan. Beberapa
jam kemudian, Aku melihat ada seorang wanita cantik berhijab hitam, baju pink,
rok hitam, sepatu highheel hitam dan makeup wajahnya tebal, berjalan kearahku
dan menghampiriku meminta ijin duduk di kursi yang masih kosong di sebelahku.
Awalnya kita berdua berdiam tanpa kata dengan kesibukkan masing - masing. Aku
dengan laptopku dan dia dengan Hp BlackBerry nya. Setengah jam kemudian, dia
membuka pembicaraan dengan menanyakan padaku, “Mba, lagi bikin tugas ya ?”
katanya.
“Iya
Mba”, jawabku.
“Mba,
nitip HP dan tas ku ya, mau ke belakang”, katanya meminta bantuanku.
“O
iya Mba” jawabku singkat.
Setelah
dia dari toilet Lawson dan duduk lagi mengambil Hp dan tasnya. Tiba – tiba dia
menanyakan harga makanan di Lawson padaku, “Mba, makanan disini berapa ya?”
katanya.
“Tergantung
Mba mau makan apa. Ditanya aja sama pelayannya Mba”, jawabku sambil tersenyum.
Lalu
dia memberanikan diri bercerita padaku yang sedang dia alami malam itu dengan
dialog yang sedang berlangsung dimulai basa - basinya. Dia bertanya,“Mba, kerja
dimana?”.
“Perusahaan
IT Mba”, jawabku.
“O,
sudah berapa lama Mba bekerja?”, tanyanya lagi.
”Sudah
satu tahun Mba”, jawabku.
Lalu
dia memperkenalkan dirinya,”Mba, saya boleh ya presentasi sebentar saja, Mba
dengerin aja ya, sekiranya Mba tertarik atau tidak. Saya sedang bekerja di
perusahaan perbankan sebagai marketing Mba, nama saya Maria. Nama Mba siapa?
“Debby”,jawabku.
Kemudian
dia mulai mempresentasiku dengan penjelasan menggunakan alat tulis dan catatan
kecil yang dikeluarkan dari tasnya. Selang setengah jam mempresentasiku sambil
menawarkan produknya padaku, kemudian aku memberitahunya bahwa aku sudah lama
resign dari pekerjaanku setahun yang lalu dan untuk mengganti kekecewaannya aku
pun memberikan alamat perusahaan tempat aku bekerja dulu kepadanya dan meminta
nomor Hp ku sebagai referensinya.
Lalu
dia bertanya lagi“Mba, sudah kerja lagi atau belum?”, tanyanya.
“Belum
Mba, saya masih jobseeker”,jawabku.
“O,
trus sekarang lagi nyari kerja ya Mba? Kebetulan ada teman saya yang bekerja di
perusahaan IT juga mungkin saya bisa membantu Mba jika ada membutuhkan karyawan
baru”,katanya.
Aku
berterima kasih padanya. Setelah presentasi, dia mulai curhat padaku tentang
masalah yang dihadapinya.
“Mba,
saya mau curhat sama Mba ya”, katanya dengan nada santai.
“Iya
boleh, mau curhat apa Mba?”.
Dia
memulai ceritanya dengan panjang lebar atas kejadian satu malam itu dengan
kekasihnya yang cemburu kepadanya lantaran dia bekerja sambil presentasi kepada
orang – orang kantoran yang beruang (kaya raya), kekasihnya mengira dia akan
selingkuh dengan klien – kliennya yang kaya raya itu. Malam itu dia sengaja
tidak dijemput oleh kekasihnya pulang kerja karena pertengkaran dengan
kekasihnya. Dia kelihatan sedih dan takut, namun dia mencoba memberanikan diri
pulang sendirian dengan taksi yang akan dia tumpangin nanti. Tidak hanya
tentang kekasihnya saja yang dia ceritakan, dia pun juga menceritakan tentang
asal diri dan keluarganya serta membuka rahasia dirinya bahwa dia adalah
seorang muallaf.
Namanya
Maria, dia adalah seorang wanita cantik yang pada awal hidupnya dalam keluarga
beragama Kristiani yang serba mewah dan serba ada. Dia hidup penuh dengan hura
- hura dan glamour bergelut dengan dunia malam bersama teman – teman se
clubnya. Dia cenderung suka berpakaian mini dan terbuka. Hidupnya sangat hangat
dan bahagia bersama orang - orang yang disayanginya, baik itu teman, keluarga,
dan pasangannya (kekasih). Kekasih Maria
adalah seorang laki - laki muslim yang hidup bersahaja dan penyabar tetapi cemburuan. Mereka menjaga
hubungan pacaran dan sudah menjalaninya selama dua tahun yang berkomitmen
sampai ke jenjang pernikahan.
Dia
menceritakan awal mulanya akan menjadi seorang muallaf karena hidayah yang
didapat dari mimpinya. Malam itu adalah mimpinya yang paling beda baginya, dia
bermimpi dalam tidurnya, bahwa dia tengah berada dalam sebuah bangunan yang
rusak dan kotor yang gelap gulita tanpa satu orang pun ditemuinya. Lama – lama
dia melihat cahaya yang awalnya kecil kemudian terang benderang dan tanpa
disadarinya, tiba - tiba dia sudah berada dalam sebuah mesjid yang sangat luas
dan terang serta banyak orang mengelilinginya dengan mengenakan pakaian tertutup
dan sedang memandanginya. Lalu ada seseorang yang mengajaknya untuk ikut
bergabung dengan kelompok mereka dan Maria mengikutinya sambil duduk ditengah -
tengah sekelompok orang berpakaian tertutup itu. Dia mendengarkan ceramah yang
disampaikan dalam majelis tersebut, namun lambat laun orang - orang berpakaian
tertutup itu satu persatu menghilang dan pergi tanpa disadarinya.
Kemudian
dia terbangun dari tidurnya melihat kejadian yang ada dalam mimpinya dan
langsung mengambil ponselnya untuk mengirimkan sebuah pesan instan (sms) kepada
kekasihnya dan menceritakan semua peristiwa didalam mimpinya. Matanya sambil
mengalihkan ke jam dinding kamarnya menunjukkan pukul 2 malam. Kira – kira isi pesan
singkatnya itu sesuai yang diceritakannya adalah berikut.
Pesan
Maria,"Yank, barusan aku mimpi berada di sebuah gedung yang runtuh dan
gelap, tiba - tiba aku sudah berada sekitar orang - orang rame dalam sebuah
mesjid"
Kekasihnya
membalas,"Berarti itu adalah hidayah buat kamu Yank. Ayo masuk Islam
bersama aku, nanti aku ajarin kamu tentang Islam".
Maria
menanggapi,"Hidayah gimana Yank, kayaknya biasa - biasa aja tuh, nggak ada
istimewanya".
Kekasihnya
membalas,"Itu bukan hal biasa tetapi itu pertanda kamu dapat hidayah
baik".
Maria
menjawab,"O ya udah yank, besok aku belajar Islam sama kamu ya".
Setelah
dialog pesan singkatnya (sms) kepada kekasihnya. Dia menceritakan bahwa
kejadian itu tepat di pertengahn bulan Ramadhan 2012, dia diajak oleh
kekasihnya ke sebuah mesjid menemui kiyai/ ustadz untuk menuntunnya masuk Islam
dengan mengucapkan kalimat syahadat. Setelah dia sah menjadi muallaf, lalu dia
dibimbing mengikuti pelajaran tentang sholat, puasa, dan hijab yang diwajibkan
bagi wanita muslimah. Dia dikenalkan dengan para muallaf dan orang - orang
muslim dan muslimah lainnya. Seiring waktu, Dia pun sudah mantap untuk terus
mengenakan hijabnya dan ikut melaksanakan rukun Islam yang ketiga yaitu
menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan yang diwajibkan atas orang - orang
yang beriman sampai mengikuti merayakan hari kemengan umat Islam sedunia, Hari
Raya Idul Fitri. Dia sudah menempuh sebagai muallaf yang taat dan rajin
beribadah serta melaksanakan perintah - perintah agama Islam. Dia bekerja
sebagai karyawan posisi marketing di sebuah perusahaan perbankan Jakarta
Selatan. Kekasihnya rela antar jemput ketika dia bekerja. Dia sudah merasakan
kenikmatan Islam dari hijrah yang dilakukannya. Dia mampu membiayai hidupnya
dari pekerjaannya sendiri tanpa harus bergantung kepada orangtua, dia tidak
lagi diganggu oleh laki - laki lain dengan pakaiannya yang tertutup, bahkan
temannya yang laki-laki itu pun segan untuk menggodanya, dan dia tidak harus
menghamburkan hartanya untuk kepentingan hura - hura di Club. Hidup yang
dijalaninya sekarang lebih membahagiakan dirinya. Dia pun merasa menyesal dan
malu atas hidupnya yang dulu
Curhatannya
itu terhenti ketika aku menanyakan reaksi keluarganya terhadap agama Islam yang
dipeluknya saat ini. Lalu dia menceritakan bahwa keluarganya sejak mengetahui
dirinya memeluk Islam oleh orangtuanya, dia diusir dari rumahnya dan tidak
dibolehkan untuk datang lagi ke rumah orangtuanya. Dia sangat terpukul dengan
cobaan ini, tetapi tidak menyulutkan hatinya untuk kembali ke agamanya yang
dulu. Sedang mengenai hubungan pertemanannya dengan teman-temannya se-Club dan
seagama Kristiani yang dulu pun dijauhi dan dipandang dengan sebelah mata.
Dia
mengatakan pernah ditanya oleh salah satu temannya padanya,"Eh, Lu sejak
kapan pake beginian? Apa gak panas tuh?".
Dijawab
oleh Maria,"Udah lama. Enggak, biasa aja".
Temannya
hanya diam saja dan berlalu pergi meninggalkannya. Dia merasakan kehilangan teman
– temannya dalam hidupnya sejak beragama Islam. Seolah - olah orang yang
disayanginya sudah lenyap dengan sekejap mata. Terkadang pun dihatinya juga
sangat sedih dan iba. Dia mencoba untuk menepis kesedihannya dengan bekerja dan
dekat dengan orang - orang muslim. Mendengar penuturannya, aku pun turut
menghiburnya agar tabah menghadapi cobaan dengan sabar dan rajin sholat malam.
Dia
pun berkata,”kalau diingat – ingat, saya malu dengan kehidupan saya yang dulu”.
Aku hanya bisa diam dan tersenyum.
Tepat
jam satu malam, kekasihku pun datang menjemputku dan mengantarku pulang. Kemudian
dia pamit pulang padaku. Dan berpesan padanya agar hati – hati di jalan saat
pulang naik taksi sendirian. Dia pun mengucapkan terima kasih padaku. Sampai
disini pertemuanku dengan Maria hanya beberapa jam saja yang menambah
pertemananku dengannya. Dan kami berdua belum bertemu lagi sejak pertemuan
pertama malam itu.
Hijrah
ini meliputi ‘dari’ dan ‘menuju’: Dari kecintaan kepada selain Alloh menuju
kecintaan kepada-Nya, dari peribadahan kepada selain-Nya menuju peribadahan
kepada-Nya, dari takut kepada selain Alloh menuju takut kepada-Nya. Dari
berharap kepada selain Alloh menuju berharap kepada-Nya. Dari tawakal kepada
selain Alloh menuju tawakal kepada-Nya. Dari berdo’a kepada selain Alloh menuju
berdo’a kepada-Nya. Dari tunduk kepada selain Alloh menuju tunduk kepada-Nya.
Hijrah
merupakan langkah strategis untuk membangun basis kekuatan baru. Tidak hanya
kekuatan fisik, melainkan juga kekuatan psikologis. Alloh berfirman, “Maka
segeralah (berlari) kembali mentaati Alloh.” (Adz Dzariyaat: 50)